TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Swiss akan mengembalikan uang senilai US$ 321 juta atau setara Rp 4,3 triliun ke Nigeria, yang diambil dari keluarga bekas Presiden Sani Abacha. Abacha memerintah dari 1993 hingga 1998 dan meninggal dengan kondisi mencurigakan saat masih berkuasa.
Pemerintah Swiss telah menyita ratusan juta dola setelah kantor jaksa penuntut umum di Jenewa membuka kasus terhadap mantan pemimpin Nigeria itu. Awalnya, Abacha menyimpan uang ini di Luxemburg.
Baca: Pindah ke Desa Swiss Ini Dimodali Rp 949,1 Juta, Berminat?
Penyidik Nigeria meyakini bekas Presiden itu mencuri lebih dari US$ 4 miliar Rp 54,1 triliun selama masa jabatannya.
Pemerintah Swiss mengeluarkan sebuah pernyataan pada Senin bahwa kesepakatan telah tercapai dengan pemerintah Nigeria dan Bank Dunia soal persyaratan restitusi.
"Restitusi dana akan dilakukan dalam kerangka proyek yang didukung dan diawasi oleh Bank Dunia," demikian bunyi pernyataan itu. "Proyek ini akan memperkuat jaminan sosial untuk bagian-bagian termiskin dari populasi Nigeria."
Pemerintah Nigeria menyatakan berterima kasih kepada mitra internasional dan berjanji melanjutkan upaya anti-korupsi, yang menjadi sebuah kebijakan inti pemerintahan Presiden Muhammadu Buhari.
Menurut media asal Nigeria, penandatanganan ini dilakukan oleh Jaksa Agung Nigeria, Abubakar Malami, di kantor pusat Bank Dunia di Washington pada 4 Desember 2017.
"Kami bersyukur atas dukungan internasional yang kami dapatkan dalam memerangi korupsi. Kolaborasi global sangat penting bagi keberhasilan pertarungan. Kami akan terus berupaya memperdalam mekanisme tidak hanya untuk pemulihan aset namun juga untuk mencegah korupsi sejak awal."
Seperti dilansir CNN pada 6 Desember 2017, Swiss telah menemukan sekitar US$ 700 juta aset terkait Abacha sampai saat ini.
Nigeria juga mengejar uang senilai sekitar US$ 480 juta yang telah disita di Amerika Serikat. Namun Nigeria menghadapi proses hukum yang sulit untuk melakukan restitusi aset itu.
Nigeria adalah satu dari 4 negara yang diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan pemulihan aset di Forum Global untuk Pemulihan Aset, yang saat ini dipusatkan di Washington DC, Amerika Serikat.
Menurut perkiraan badan PBB untuk Narkoba dan Kriminalitas (UNODC), Nigeria kehilangan US$ 400 miliar karena korupsi antara tahun 1960 dan 1999. Swiss membantu melacak keberadaan uang hasil korupsi ini, yang disimpan di perbankan negara itu.
CNN | ABC NEWS | PULSE NIGERIA